Selasa, 30 Maret 2010

Efek Kafein


Secangkir kopi mengandung sekitar 80 miligram kafein, dan satu cangkir teh atau satu soda mengandung sekitar 50 miligram kafein. Cokelat juga mengandung kafein dan teobromin, yang berperan seperti kafein. Semua jenis minuman ini sudah umum bagi semua lapisan masyarakat. Namun, demi kesehatan kita yang sangat berharga, kita semua perlu untuk mengetahui fakta-fakta tentang kafein, sehingga kita bisa mengampil keputusan yang bijaksana dalam mengonsumsinya.

F. Batmanghelidj, MD, salah seorang dokter holistk modern yang ahli dalam pengobatan terapi air, mengungkapkan delapan dampak negatif kafein bagi kesehatan:

Kafein mendehidrasi tubuh lebih jauh lagi. Anda membuang lebih banyak air kemih daripada volume air yang terkandung di dalam minuman.
Kafein menghambat produksi melatonin di otak. Dr. Kenneth Wright Jr. menemukan efek penghambatan melatonin dari kafein pada tahun 1994. Efek penghambatan kafein pada produksi melatonin oleh kelenjar pineal di otak kelihatannya berlangsung selama enam sampai sembilan jam. Melatonin mengatur fungsi tubuh selama tidur dan membantu untuk tidur. Jadi, penghambatan melatonin adalah salah satu alasan mengapa kopi menyebabkan hilangnya rasa kantuk.
Asupan kafein secara teratur pada perempuan hamil dapat meningkatkan risiko melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Bahkan dapat menyebabkan keguguran spontan atau kerusakan pada janin.
Kafein menghambat enzim-enzim yang digunakan dalam pembentukan memori, dan pada akhirnya menyebabkan hilangnya memori. Telah ditunjukkan bahwa kafein menghambat enzim fosfodiesterase, yang terlibat dalam proses pembelajaran dan perkembangan memori.
Kafein dapat beracun bagi sel-sel otak. Beberapa tanaman menggunakan kafein sebagai pertahanan terhadap serangga. Keracunan kafein pada serangga mengurangi kecerdikan serta kemampuan alaminya untuk bertahan terhadap pemangsa serangga. Serangga itu lupa cara mengamuflase dan menjadi korban yang mudah bagi pemangsanya. Inilah cara tanaman kopi menyingkirkan serangga pengganggunya. Orang lanjut usia dan anak-anak tidak boleh mengonsumsi kafein. Kafein dapat memengaruhi fungsi normal otak mereka, dan kecerdasan mereka untuk bertahan hidup bisa menjadi tumpul.
Orang yang mengonsumsi lima sampai enam cangkir kopi sehari memiliki risiko dua kali lebih besar terhadap serangan jantung.
Kafein dapat merusak DNA dan menyebabkan DNA menjadi abnormal dengan menghambat mekanisme perbaikan DNA. Kafein telah menunjukkan diri sebagai penyebab abnormalitas genetika pada hewan dan tanaman.
Kafein menyerang cadangan energi sel-sel otak dan menurunkan ambang kendalinya sedemikian rupa, sehingga sel-sel menghabiskan terlalu banyak cadangan energinya. Tanpa memilah, kafein “menyalakan” banyak fungsi yang menghabiskan energi sampai ke titik kelelahan. Ketika sel-sel otak yang telah dipengaruhi oleh kafein menghadapi suatu situasi baru yang menuntut kerja sama penuh, sel tersebut sudah kekurangan energi. Ini menciptakan penundaan respons otak. Inilah penyebab keletihan dan mudah marah setelah konsumsi kafein yang berlebihan. Kafein bisa menyebabkan gangguan kekurangan perhatian pada orang muda yang mengonsumsi terlalu banyak soda. Kafein bercampur air merangsang ginjal dan menyebabkan lebih banyak air dikeluarkan dari tubuh daripada air yang diminum. Ini menghabiskan cadangan energi sel-sel otak.
.

Bahaya Kafein dan Pemanis Buatan Pada Soft Drink

Soda-soda yang mengandung kafein dengan pemanis buatan lebih berbahaya daripada minuman yang mengandung gula alami. Pemanis buatan adalah bahan kimia yang keras yang mengelabui sel-sel otak dengan berpura-pura sebagai gula.

Rasa manis normalnya diterjemahkan sebagai masuknya energi ke dalam tubuh. Pemanis buatan, melalui indra pengecap, memprogram otak untuk bertindak seakan-akan ada banyak gula untuk dikonsumsi, telah memasuki tubuh dan akan segera mencapai otak melalui peredaran darah. Karena terdapat pengendalian yang ketat pada kadar gula di darah, otak memperhitungkan hasil dari rasa manis dan menginstruksikan serta memprogram hati untuk tidak memproduksi gula dari bahan mentah lain, tetapi mulai menyimpan gula.

Ketika gula yang dijanjikan melalui indra pengecap tidak bisa ditemukan, otak dan hati segera memunculkan rasa lapar untuk mencari makanan dan mewujudkan janji akan energi. Hasilnya adalah keadaan cemas terhadap makanan. Telah ditunjukkan bahwa orang-orang yang mengonsumsi pemanis buatan mencari makanan, dan makan lebih banyak dari normal setelah sembilan puluh menit masuknya pemanis buatan. Ini adalah sebagian sebab mengapa lebih dari 37 persen populasi mengalami obesitas.

Soda-soda diet yang mengandung kafein mengandung bencana ganda bagi tubuh karena kafein menyebabkan banyak komplikasi sementara pemanis buatan memiliki efek kimiawi yang buruk. Soda-soda diet yang telah dihilangkan kafein-nya juga sangatlah berbahaya dalam program-program diet, terutama jika pemanis buatannya adalah aspartam. Aspartam telah dikaitkan dengan meningkatnya insiden tumor otak dan kejang.

Apakah dari penjelasan di atas itu berarti saya menganjurkan untuk kita semua STOP TOTAL dari mengonsumsi kopi, soft drink dan minuman lainnya yang mengandung kafein? Tidak. Saya hanya menganjurkan untuk supaya kita mengambil keputusan yang bijak demi kesehatan kita karena menghindari kafein secara TOTAL merupakan tindakan yang mustahil. Saya pribadi berusaha menghindari SEBISA MUNGKIN (kecuali ditawarkan oleh tuan rumah ketika bertamu), bukannya memanjakan diri dengan kafein, tanpa adanya PENGENDALIAN DIRI.

Antara minuman enak berkafein dan air, mana yang Anda pilih?

.

Sumber: Buku “Air, untuk Menjaga Kesehatan dan Menyembuhkan Penyakit” halaman 229 – 232, karya F. Batmanghelidj, MD.


0 komentar:

Posting Komentar